JuaraNews - Lionel Messi mendukung gerakan boikot media sosial yang saat ini dilakukan di Inggris dan juga diikuti sejumlah pihak di Italia serta Spanyol dengan mendesak pengikut media sosialnya untuk membantu mengakhiri pelecehan online yang semakin marak belakngan ini.

Pemain berusia 33 tahun itu memiliki 200 juta followers atau pengikut di Instagram pada hari Sabtu (1/5/2021). Namun, alih-alih merayakan hal itu, kapten Barcelona itu justru memanfaatkan kesempatan itu untuk mendukung boikot platform media sosial yang bertujuan untuk memerangi pelecehan di sosial media.

Oleh karena itu, Messi telah mengeluarkan pernyataan permohonan kepada para pengikutnya dan mendesak mereka untuk membantu memerangi rasisme dan pelecehan di media sosial.

"Saya melihat bahwa saya baru saja mencapai 200 juta pengikut di Instagram, tetapi mengingat apa yang terjadi hari ini, saya tidak akan menganggapnya sebagai alasan untuk merayakan," tulis Messi dilansir dari postingan Instagram pribadinya (2/5/2021).

"Saya pikir waktunya telah tiba untuk mementingkan orang-orang di balik setiap profil, untuk menyadari bahwa di balik setiap akun ada seseorang yang bertanggung jawab di sana," tuturnya.

"Kami hidup bersama melihat dan mengalami pelecehan, lebih banyak dan lebih buruk setiap kali di setiap jaringan, tanpa ada yang melakukan apa pun untuk menghentikannya," ungkapnya.

"Saya ingin Anda, 200 juta orang yang mengikuti saya, menjadi 200 juta motivasi untuk membuat jaringan media sosial menjadi tempat yang aman dan terhormat," pungkasnya.

Pemain Argentina itu sama sekali tidak berminat merayakan pencapaian 200 juta pengikut di Instagram di tengah boikot media sosial sepak bola untuk melawan diskriminasi rasial.

Bintang Barcelona Lionel Messi dengan tegas mendesak pengikut media sosialnya untuk membantu mengakhiri pelecehan online yang semakin marak.

Diskriminasi di jejaring sosial tetap menjadi masalah yang menonjol dan klub sepak bola di Inggris telah mengambil sikap dengan memboikot Twitter, Facebook dan Instagram akhir pekan ini dalam upaya untuk meyakinkan perusahaan agar berbuat lebih banyak untuk memerangi masalah tersebut.(*)

Oleh: arfan sauki / fan