free hit counter code Ruwatan Bumi di Borobudur, Ganjar Pranowo: Spirit Local Genius Indonesia, Ajak Dunia Back to Nature - JuaraNews Inspirasi Semangat Muda web stats service from statcounter

Hot News


  • Ini Susunan Pemain Port FC vs Persib Bandung
    Ini Susunan Pemain Port FC vs Persib Bandung
    • 28 November 2024 | 20:00:00 WIB

    LAGA seru nan menentukan bakal tersaji di Pathum Thani Stadium, Kamis (28/11/2024) mulai pukul 21.00 WIB, saat Port FC menjamu Persib Bandung.

Jabar Juara


Opini


  • RPJPD JABAR 2025-2045
    RPJPD JABAR 2025-2045

    RENCANA Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) merupakan dokumen perencanaan pembangunan jangka panjang.

    Ruwatan Bumi di Borobudur, Ganjar Pranowo: Spirit Local Genius Indonesia, Ajak Dunia Back to Nature
    (Foto: Ist) ertemuan Tingkat Menteri Kebudayaan atau Culture Ministers Meeting (CMM) negara G20 ditutup dengan Ruwatan Bumi dan Festival Indonesia Bertutur. Gelaran itu dihelat di Taman Lumbini, kompleks Candi Borobudur.

    Ruwatan Bumi di Borobudur, Ganjar Pranowo: Spirit Local Genius Indonesia, Ajak Dunia Back to Nature

    • Rabu, 14 September 2022 | 10:02:00 WIB
    • 0 Komentar

    MAGELANG, Juaranews – Pertemuan Tingkat Menteri Kebudayaan atau Culture Ministers Meeting (CMM) negara G20 berakhir sudah. Pada malam penutupan, Selasa (13/9/2022) malam, pertemuan para menteri kebudayaan negara-negara G20 itu dipungkas dengan helatan Ruwatan Bumi di Kompleks Candi Borobudur, Magelang.

    Ruwatan Bumi yang digelar di Taman Lumbini, kompleks Candi Borobudur itu ditampilkan oleh para tetua adat dari nusantara. Hubungan yang harmonis antara manusia, alam dan Sang pencipta tergambar dalam kontennya. Selain itu, acara ini pun menunjukkan komitmen negara-negara G20 untuk kembali perhatian terhadap lingkungan.

    "Hari ini sengaja diciptakan tema Ruwatan Bumi untuk menunjukkan komitmen dari negara-negara G20 untuk kembali ke lingkungan, punya perhatian tinggi terhadap lingkungan. Ya back to nature kira-kira begitu," kata Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo.

    Ruwatan Bumi mengambil konsep doa bersama yang melibatkan sekitar 83 pemangku adat di seluruh Indonesia. Doa bersama tersebut dikemas dalam sebuah pertunjukan kolosal yang menampilkan beragam cara tradisional dan kebudayaan, local genius yang dimiliki bangsa Indonesia.

    "Konsepnya adalah bagaimana cara-cara tradisional, cara-cara kebudayaan, yang dimiliki oleh bangsa Indonesia ini untuk ditampilkan dalam karya seni. Tadi ditampilkan hampir seluruh wilayah di Indonesia dengan berbagai keragaman bajunya, tariannya, bahasanya, dengan cara-caranya," kata Ganjar.

    Menurut Ganjar, Ruwatan Bumi menjadi momentum mengenalkan tradisi dan budaya masyarakat Indonesia. Khususnya terkait menjaga alam dan lingkungan, serta beragamnya kekayaan budaya Indonesia.

    "Betul-betul negara lain melihat bahwa kita kaya sekali soal ini. Tadi Menteri Urusan Parlemen dan Kebudayaan India bicara terus dan menghafalkan Ruwatan Bumi, Ruwatan Bumi. India tahu bahwa bumi itu artinya land, country, earth begitu. Mereka sangat paham soal itu. Lalu dari Jerman juga bercerita amazing tentang keragaman budaya kita," katanya.

    Lebih lanjut, Ruwatan Bumi yang membawa spirit kearifan lokal masyarakat Indonesia itu merupakan pemantik bagi negara-negara G20 untuk kembali melihat kondisi bumi, lingkungan, dan kesenian yang ada dalam suatu negara.

    "Mudah-mudahan ini juga menjadi momentum perhatian semua negara untuk melihat kondisi buminya, lingkungannya, kesenian tradisionalnya sebagai bentuk respek atau penghormatan antarbudaya bangsa," ujarnya.

    Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Menristek Dikti), Nadiem Anwar Makarim, mengajak seluruh masyarakat dan negara-negara G20 untuk kembali memperhatikan pemulihan bumi. Sebab hidup manusia tidak bisa lepas dari alam dan lingkungan.

    "Kita di sini mencari waktu untuk refleksi. Refleksi sebagai seorang manusia yang hidup bergantung pada dinamika empat unsur, yaitu tanah, air, udara, dan api. Tubuh manusia berada di antara langit dan bumi, laut dan darat, serta delapan titik mata angin,” kata Nadiem.

    Melalui Ruwatan Bumi, lanjut Nadiem, inilah saatnya untuk kita semua merenungkan proses pemulihan dari dampak pandemi global itu dengan meningkatkan kesadaran kita akan kelestarian alam, manusia, dan semua makhluk hidup.[]

    Aep

    0 Komentar

    Tinggalkan Komentar


    Cancel reply

    0 Komentar


    Tidak ada komentar

    Berita Lainnya


    Bey Machmudin Lantik Pj Wali Kota Tasikmalaya
    KPU Jabar Pastikan tak Ada Pemungutan Suara Ulang
    6 Petugas TPS Meninggal di Pilkada Serentak Jabar
    2 Faktor Ini Kunci Dedi-Erwan Unggul di Pilgub
    Kesbangpol Belum Terima Aduan Adanya Kisruh

    Editorial



      sponsored links