free hit counter code Didorong Menguatnya Ekspor, Neraca Perdagangan RI Terus Naik - JuaraNews Inspirasi Semangat Muda web stats service from statcounter

Hot News


Opini


  • RPJPD JABAR 2025-2045
    RPJPD JABAR 2025-2045

    RENCANA Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) merupakan dokumen perencanaan pembangunan jangka panjang.

    Didorong Menguatnya Ekspor, Neraca Perdagangan RI Terus Naik
    (poto-collaget)

    Didorong Menguatnya Ekspor, Neraca Perdagangan RI Terus Naik

    • Kamis, 16 Februari 2023 | 15:15:00 WIB
    • 0 Komentar

    JuaraNews, Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pada Januari 2023 neraca perdagangan RI mengalami surplus US$ 3,87. Hal ini dikemukakan oleh Deputi Bidang Statistik Produksi BPS M Habibullah pada Rabu (15/02/2023). Habibullah menjelaskan, Neraca perdagangan Indonesia sampai Desember 2022 ini membukukan surplus selama 33 bulan berturut-turut sejak Mei 2020. Naiknya neraca perdagangan ini didorong oleh sejumlah faktor, diantaranya ekspor dan impor.

     

    Menurut Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan, Febrio Kacaribu, surplus neraca perdagangan pada awal tahun ini merupakan awal yang baik dalam memperkuat resiliensi perekonomian nasional dalam menghadapi tantangan global ke depan.

     

    “Angka ekspor dan impor masih tinggi, bahkan paling tinggi jika dibandingkan dengan angka pada bulan tahun-tahun sebelumnya,” terangnya pada Kamis (16/02/2023).

     

    Mengawali tahun 2023, kata Rio, ekspor Indonesia bulan Januari mencatatkan pertmbuhan yang baik, meningkat 16,37% year on year (yoy) mencapai US$22,31 miliar.

     

    “Pertumbuhan ini didorong oleh peningkatan ekspor baik komodits migas maupun non migas, yang masing-masing meningkat sebesar 65,03% yoy dan 13,97% yoy,” jelasnya.

     

    Disebutkan Rio, beberapa komoditas utama yang mendukung positifnya kinerja ekspor antara lain logam mulia dan perhiasan/permata serta karet dan barang dari karet.

     

    Ekspor ke negara mitra dagang utama juga tetap mencatat pertumbuhan yang kuat. Ekspor non migas ke Cina misalnya, mencapai 25,2% dari total ekspor non migas. ini tumbuh sebesar 49,9% yoy. Begitu juga dengan kawasan Asean yang mencapai 18,9% dan India 6,5%. Dari masing-masing mitra dagang, pertumbuhannya mencapai 17,5% dan 30,5% secara tahunan.

     

    Sedangkan dari sektor impor, pada bulan Januari tercatat sevesar US$18,44 miliar atau tumbuh 1,27% yoy. Dilihat dari penggunaannya, baik impor barang konsumsi, barang modal, dan bahan baku penolong masih tumbuh positif. Pertumbuhannya masing-masing sebesar ,09 persen (yoy), 5,66 persen (yoy) dan 0,41 persen (yoy).

     

    “Pertumbuhan semua jenis impor yang konsisten positif di semua jenis menunjukkan bahwa aktivitas produksi di dalam negeri masih terus ekspansif yang sejalan dengan indikator PMI yang meningkat di bulan Januari,” papar Febrio.

     

    Dilihat dari jenis komoditasnya, ungkap Febrio, impor didominasi oleh komoditas utama, termasuk mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya.

     

    Untuk ke depan, terang Febrio pemerintah tetap mewaspadai potensi tekanan dari perlambatan ekonomi global, sebagaimana tercermin dari masih terkontraksinya PMI Manufaktur negara mitra dagang. 

     

    "Pemerintah akan terus mengupayakan untuk meningkatkan daya saing produk ekspor, termasuk melalui dorongan hilirisasi sumber daya alam, serta mendorong diversifikasi negara tujuan ekspor, termasuk ke negara-negara potensial," jelas Febrio.(*)

    Aep

    0 Komentar

    Tinggalkan Komentar


    Cancel reply

    0 Komentar


    Tidak ada komentar

    Berita Lainnya


    Sustainability Bond bank bjb Banjir Peminat
    Bank bjb Perkuat Sinergitas dengan TNI AL
    PLN Galang Kolaborasi Wujudkan Transisi Energi
    Italia Tawarkan Mesin saat Tekstil sedang Lesu
    SBN Ritel  ST013 dengan Imbal Hasil Hingga 6.50%

    Editorial



      sponsored links