free hit counter code Guslian Rilis Slow Rock Melayu 'Mawar Pengganti' - JuaraNews Inspirasi Semangat Muda web stats service from statcounter

Hot News


Opini


  • RPJPD JABAR 2025-2045
    RPJPD JABAR 2025-2045

    RENCANA Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) merupakan dokumen perencanaan pembangunan jangka panjang.

    Guslian Rilis Slow Rock Melayu 'Mawar Pengganti'
    (Istimewa) Guslian dalam cover lagu terbarunya.

    Guslian Rilis Slow Rock Melayu 'Mawar Pengganti'

    GUSLIAN si Raja Slow Rock Melayu asal Padang meluncurkan lagu terbaru berjudul Mawar Pengganti.


    Lagu tersebut dirilis oleh Guslian Management melalui label musik Ladofa Doredo pada Selasa (27/6/2023) lalu di berbagai platform musik digital. Saat ini, lagu Mawar Pengganti sudah tayang di channel Youtube pribadi Guslian yang sudah diputar lebih dari 900 kali dalam 10 hari terakhir ini.


    Guslian mengungkapkan, lagu Mawar Pengganti sarat dengan pesan, mengajak kita agar selalu bersyukur pada setiap keadaan. Selalu ada hikmah di setiap kenyataan hidup.


    "Sesuatu yang tidak kita miliki lagi, biarkanlah pergi. Pengganti mungkin yang terbaik untuk menemani, karena setia memang akan selalu diuji," kata Guslian di Padang, Jumat (7/7/20223).


    Lagu Mawar Pengganti yang dinyanyikan Guslian sekaligus merupakan karya lagunya sendiri. Mawar Pengganti seakan menjadi kisah lanjutan dari lagu Melati Yang Pergi yang telah melejitkan nama Guslian di industri musik Tanah Air sejak dirilis pada 2004 lalu.


    Sebelumnya Amy Search-nya Indonesia tersebut jarang terlihat merilis lagu, tapi bukan berarti vakum di industri musik, hanya karena sibuk menulis lagu dan mengarransemen musik untuk para penyanyi lainnya. Adapun para penyanyi yang telah merilis lagu dari karya lagu Guslian, yaitu Arief, Vanny Vabiola, Ovhie Firsty, Riky Gusnardi, David Iztambul, Ria Romantika, Febian, Iman GM, Rika Sumalia, Aldi Viorell, Eno Viola, Nita Viorell, dan masih banyak yang lainnya.


    "Industri musik digital yang tengah berkembang pesat saat ini telah memanggil jiwa saya untuk kembali merilis lagu. Musik sudah jadi penghidupan bagi saya yang harus dipertahankan. Bermacam dan beragam kisah apa saja bisa ditulis menjadi lagu yang patut untuk disimak, dihayati, dan direnungkan," ungkap Guslian.


    Guslian mengakui, industri musik digital pada saat ini sangat memanggil semangatnya untuk melanjutkan inspirasi-inspirasi yang harus dikemas sebaik dan serapi mungkin. Ia bersyukur dengan peralihan industri musik ke digital, dan merasa diberi waktu untuk bertahan dan semakin terpicu menulis lagu.


    "Industri musik digital sangat memberi peluang dan manfaat bagi para musisi. Pengelolaan hak cipta dan distribusi musik pada era ini seperti mukjizat.," katanya.


    Karier Guslian di industri musik telah dibangun sejak 1996 silam. Bermula saat dia meluncurkan album lagu perdana bertajuk Sabuah Namo. Pada album berformat kaset pita tersebut Guslian berkolaborasi dengan Lastri.


    Empat dekade sudah Guslian berkarya di industri musik Tanah Air yang telah melahirkan 9 album lagu VCD. Selain Melati Yang Pergi, beberapa judul lagu Guslian yang sangat melegenda bagi para penikmat lagu slow rock Melayu di Tanah Air hingga Malaysia, yaitu Dalam Pasrah Yang Tak Rela, Debu di Atas Kaca, Akhir Cinta Luka, Mengulang Cinta, Lembaran Terakhir, Kuhapus Jejakmu dengan Air Mata, Walau Seribu Tahun, dan masih banyak hits lainnya.


    "Tetaplah menjadi bagian dari Guslian selamanya. Tanpa penggemar, Guslian tidak akan bisa bertahan sampai hari ini. Semoga saya selalu mampu mempersembahkan yang terbaik untuk seluruh teman, sahabat, dan hadai taulan Guslian dimanapun berada. Terimakasih," kata Guslian. (*/m fadhli)

    den

    0 Komentar

    Tinggalkan Komentar


    Cancel reply

    0 Komentar


    Tidak ada komentar

    Berita Lainnya


    Gilang Dirga Rilis Lagu Baru Tentang Lembang
    Pelataran Bandung Suguhkan Fasilitas Istimewa
    Paket Unlimited Smartfren, Harga Mulai Rp9 Ribuan
    Superadventure Prima 4x4 Challenge Tampil Memukau
    Manjakan Penikmat The Papandayan Jazz Fest 2024

    Editorial