JuaraNews, Bandung –  Pemain naturalisasi Timnas Indonesia, Ragnar Oratmangoen resmi jadi warga negara Indonesia (WNI) setelah melakukan pengambilan sumpah dan janji pewarganegaraan di Kantor Kemenkumham DKI Jakarta, Senin (18/3/2024) lalu.

Dengan resminya kewarganegaraan Indonesia itu, pemain klub Fortuna Sittard di Eredivisie Belanda tersebut berpeluang tampil membela tim Garuda pada laga kedua menghadapi Vietnam pada putaran kedua Grup F Kualifikasi Piala Dunia 2024 zona Asia. Matchday keempat tersebut akan digelar di Stadion My Dinh, Hanoi Vietnam Selasa (26/3/2024) nanti.

Pada laga pertama yang dimenangkan Indonesia 1-0 di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan Jakarta, Kamis (21/3/2024) lalu, Ragnar bersama rekannya sesama pemain naturalisasi, Thom Haye belum bisa bermain. Karena kendati sudah sah sebagai WNI, statusnya masih berada di bawah federasi sepak bola Belanda (KNVB).

Namun untuk laga kedua nanti, Ragnar dan Haye kemungkinan sudah bisa dimainkan karena proses perpindahan federasi dari KNVB ke PSSI, sedang berjalan, yang diharapkan bisa rampung sebelum hari pertandingan. Ragnar dan Haye pun dibawa serta oleh Pelatih Timnas Indonesia Shin Tae-yong ke Hanoi untuk melakoni laga nanti.

Ada hal menarik dari diri Ragnar ini. Ternyata pemain yang lahir di Kota Oss, Belanda pada 21 Januari 1998 tersebut adalah seorang muslim. Berbeda dengan 11 pemain keturunan di timnas Indonesia yang dinaturalisasi di masa kepemimpinan Cocah STY yang semuanya beragama nonmuslim.

Kabar awal soal agama yang dipeluk Ragnar mencuat setelah dia mengungah fotonya bersama Ketua Umum PSSI Erick Thohir di akun Instagram pribadinya @Oratmangoen pada 16 November 2023. Dalam unggahan pertamanya tersebut, Ragnas menuliskan caption “Selam alaykum Indonesia. I’m here. KITA GARUDA!” tulisnya.

Unggahan tersebut ditujukan untuk menjawab ucapan selamat dari Erick Thohir di hari yang sama di akun Instagram @erickthohir. Saat proses pewarganegaraan, Ragnar sendiri tampak diambil sumpah dan janji di bawah naungan Al-Quran, yang menandakan bahwa dia beragama Islam. 

Namun Ragnar tidak terlahir sebagai orang beragama Islam. Pemain yang mempunyai darah Indonesia dari kedua orang tuanya yang punya garis keturunan dari kakeknya itu, menjadi mualaf pada sekitar 2013 lalu.

“Tidak, saya tidak terlahir sebagai muslim. Saya dibesarkan sebagai seorang kristen, tapi setelah saya tumbuh dewasa, saya menemukan jalan ke Islam. Saat usia 15 tahun kayaknya. Jadi saya juga sudah 10-11 tahun melewati Ramadan,” ungkap Ragnar di Hotel Fairmont, Jakarta, Selasa (19/3/2024).

Sedari kecil Ragnar memang merupakan penganut Kristiani, namun ia memilih menjadi mualaf saat masih remaja ketika berusia 15 tahun. Kisahnya berawal saat usianya 14 tahun, kala itu dia bermain di akademi sepak bola. Saat masih di akademi, dia memiliki beberapa teman yang beragama Islam.

Temannya inilah yang mengenalkan Islam pada Ragnar setelah beberapa kali mengajaknya berkunjung ke masjid tempatnya beribadah. Sejak itu, Ragnar sering menanyakan tentang ketuhanan dan agam Islam hingga membuatnya nyaman dalam menjalani hidup. Dari sanalah dia merasa tersentuh dengan ajaran-ajaran yang diajarkan oleh Islam sehingga mantap memutuskan menjadi seorang muslim.

“Bagi saya, hal-hal yang saya pelajari tentang Tuhan. Teman saya juga sering mengajak saya ke masjid saat itu, mereka mengajarkan saya soal Tuhan dan bagaimana agama ini bisa membantu dalam hidup. Itu menyentuh saya dan akhirnya memutuskan untuk menjadi muslim,” tandas mantan pemain Go Ahead Eagles ini.

Pada saat itulah dia mulai merasa menemukan ketenangan ketika belajar tentang Islam. Baginya, Islam membantunya dalam menjalani kehidupan. Seperti kultur Eropa pada umumnya, urusan memeluk agama di Belanda merupakan privasi. Hal itu membuat keluarga Oratmangoen tak melarangnya memeluk Islam.

"Mereka membuat saya belajar lebih tentang Tuhan dan bagaimana religi membantumu dalam hidup dan itu yang membuat saya memutuskan untuk menjadi seorang muslim," kenang pemain keturunan Maluku tersebut. 

Ragnar Oratmangoen berbuka puasa di tengah laga Eredivisie Belanda antara Fortuna Sittard vs PEC Zwolle di Fortuna Sittard Stadion, Sittard-Geleen Belanda, Sabtu (16/3/2024). Pada laga yang dimenangkan Fortuna Sittard tersebut, Ragnar berbuka dengan air mineral dan sebutir kurma. (foto: instagram/oratmangoen)

Meski sudah cukup lama memeluk Islam, Ramadan kali ini adalah kali pertamanya merasakan atmosfer Bulan Puasa di Indonesia, khususnya Jakarta. Pemain Fortuna Sittard ini pun mengaku terkesan dengan kultur puasa di Indonesia. Semua orang saling menghormati dan banyak kegiatan agama yang dilakukan selama Bulan Suci Ramadan.

"Saya pertama kali mendengarnya saat di tempat latihan. Saya mendengar azan saat latihan, dan menurut saya itu indah sekali. Saya senang bisa mendengar azan dan merasakan suasana ini," ucap pemain yang pernah memperkuat Top Soss Youth dan tim muda NEC Nicmegen tersebut.

Menurutnya, pengalaman menjalani ibadah puasa pertamanya di Indonesia tersebut sangat luar biasa baginya.

"Ramadan pertama saya di Indonesia sangat bagus. Saya sudah mendengar bahwa di tim ini banyak yang beragama muslim, jadi bagi saya ini suasana baru. Biasanya saya berada di tim yang hanya ada 2-4 pemain yang menjalankan ibadah puasa. Jadi bisa berpuasa di Indonesia ini adalah hal yang spesial," papar pemain beromor punggung 34 tersebut.

Ragnar Oratmangoen menjalankan salat di kamar hotel tempanya menginap, sebelum pengambilan sumpah dan janji pewarganegaraan di Kantor Kemenkumham DKI Jakarta, Senin (18/3/2024) lalu. (foto: instagram/oratmangoen)

Ragnar sendiri diketahui sudah menikah di usia muda. "Saya dan istri seorang yang religius, jadi wajar jika anda menikah di usia muda. Dan rasanya juga enak, jadi apa artinya perbedaan usia saat menikah," ucap Ragnar seperti dilansir dari BD.NL.

Sebagai seorang muslim yang taat, Ragnar menjelaskan bahwa dia dan istrinya membangun rumah tangga untuk kebahagiaan bersama. Dalam unggahan di akun Instagram-nya, Ragnar juga menampilkan video sebelum dia menjalani sumpah sebagai WNI. Dalam video tersebut, Ragnar tampak menjalankan salat terlebih dulu di kamar hotel dia menginap sebelum berangkat ke Kantor Kemenkumham DKI Jakarta.

Lahir dan Besar di Belanda, Ragnar Tetap Pakai Marga Oratmangoen

Ragnar diketahui merupakan keturunan Maluku dari kakeknya. Dalam video wawancara di kanal YouTube bersama Yussa Nugraha, Ragnar mengatakan bahwa darah Indonesia yang dimilikinya berasal dari papanya, Philip Oratmangoen.

Walau memiliki darah Indonesia, Ragnar menyebut papanya lahir di Belanda. Sementara kakek dan neneknya lahir di Indonesia, tepatnya di Tanimbar. Nama Oratmangoen sendiri merupakan salah satu marga di Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Maluku. Marga ini tetap melekat, meski Ragnar lahir dan besar di Belanda.

"Papaku, tapi dia lahir di sini (Belanda). Tapi kakek dan nenekku lahir di Indonesia," ucap Ragnar saat ditanya oleh Yussa soal siapa dari orangtuaya yang asal Indonesia.

Soal asal mula keluarganya menetap di Belanda, Ragnar mengungkapkan bahwa kakeknya dulu pernah berstatus sebagai prajurit Koninklijke Nederlandsch Indische Leger (KNIL) saat masa revolusi Indonesia. Setelah Indonesia merdeka, kakek dan neneknya memutuskan untuk hijrah ke Belanda. Mereka kemudian menetap di daerah Nistelrode, kawasan yang pada saat itu memang diperuntukkan bagi orang-orang asal Maluku.

"Berstatus prajurit KNIL, kakeknya hampir tidak memiliki masa depan di Nusantara (Indonesia) setelah kemerdekaan Indonesia. Kakek dan neneknya akhirnya menetap di Nistelrode, kawasan untuk orang Maluku," tulis media BD.NL.6.

Meski sang papa lahir di Belanda, Ragnar menjelaskan papanya tidak memiliki kewarganegaraan Belanda sepenuhnya. "Meski papaku lahir di sini (Belanda), dia tidak memiliki kewarganegaraan dalam waktu yang lama. Ada tanda bintang di paspornya sehingga dia bukan warga negara Belanda sepenuhnya," jelasnya.

Kemampuan sepak bola yang dimiliki Ragnar pun ternyata berasal dari papanya. Philip diketahui merupakan mantan pesepak bola yang pernah bermain di klub amatir Belanda yang banyak dibela orang-orang asal Maluku, FC Ewab. Papanya itu yang menjadi inspirasi terbesar bagi Ragnar untuk menjalani kariernya sebagai pesepak bola.

Ragnar mengaku, kabar dirinya dinaturalisasi menjadi WNI membuat orangtuanya senang. Meski begitu, Ragnar menceritakan bahwa mamanya, Maya Timers sedikit terkejut dengan keputusannya tersebut. "Orangtua saya sangat senang. Meskipun mama saya juga terlihat sedikit terkejut," kata Ragnar seperti dikutip dari media Belanda, DVHN.

Bahkan Ragnar menyebut, kakek dan neneknya akan senang jika melihat dirinya membela timnas Indonesia. Dia sendiri sudah tidak lagi sabar untuk menghadapi momen menyanyikan lagu Indonesia Raya dengan menggunakan jersey kebanggaan Timnas Indonesia. Menurutnya, hal tersebut akan membuat mendiang kakek dan neneknya merasa bangga.

"Kakek dan nenek saya sudah tidak ada. Mereka akan senang sekali melihat hal ini," ucap Ragnar yang memulai karier profesionalnya di klub divisi kedua Liga Belanda, FCC OSS tersebut. (*)

Oleh: deni mulyana sasmita / den