free hit counter code Merapi tak Pernah Ingkar Janji - JuaraNews Inspirasi Semangat Muda web stats service from statcounter

Hot News


Opini


  • RPJPD JABAR 2025-2045
    RPJPD JABAR 2025-2045

    RENCANA Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) merupakan dokumen perencanaan pembangunan jangka panjang.

    Merapi tak Pernah Ingkar Janji
    kunjungan ke Museum Sisa Hartaku

    Catatan Perjalanan (Bagian II)

    Merapi tak Pernah Ingkar Janji

    • Sabtu, 25 Januari 2020 | 13:33:00 WIB
    • 0 Komentar

    HARI kedua di Jogja, kejutan lain sudah menanti. Kali ini berada kawasan di Kaliurang. Hikmah erupsi Gunung Merapi pada 2010 salah satunya tumbuhnya wisata baru di Yogyakarta. Wisata adventure yang dipadukan dengan studi di museum Gunung Merapi menjadi pengalaman yang menarik.

     

    Setelah menginap di hotel, kami diwanti-wanti untuk bangun pagi-pagi. Jadwalnya jam 06.30 WIB sarapan, jam 07.00 teng sudah berangkat ke Kaliurang. Namun tetap saja terlambat. Sepertinya nyaman juga tidur di Jogja. Mungkin karena kelelahan menempuh perjalanan Bandung-Jogja.

     

    Meskipun begitu belum terlambat banget. Pukul delapan lebih sudah siap di pool kendaraan adventure. Puluhan mobil Willys peninggalan perang dunia II sudah siap mengantarkan petualangan kami. Satu kendaraan ditumpangi 3-4 orang. Agensi yang mengantarkan kami adalah JTMAdventure.

     

    Cerita dengan pengemudi sambil jalan, Yandi, mobil willys yang dikemudikannya sudah mengalami banyak modifikasi. Salah satunya mesin yang membawa kami ke atas Gunung Merapi. Katanya, mesin yang dipakai menggunakan mesin kijang, sedangkan sebagian bodinya dari Jeep CJ7.

     

    Tujuan pertama adalah Museum Sisa Hartaku yang berada 7 kilometer dari puncak Gunung Merapi. Lokasi museum berada Jalan Petung Merapi, Petung, Kepuharjo, Cangkringan, Kabupaten Sleman.

     

    Museum ini adalah sisa-sisa barang yang tersisa dari warga, setelah erupsi pada 2010. Rumah yang menjadi saksi bisu atas keganasan lahar panas pada peristiwa tersebut. Berbagai barang mulai dari sendok, piring, garfu, sepeda motor, sampai kerangka hewan ternak ditampilkan. Uniknya, museum
    didesain secara terbuka.

     

    Bisa jadi agar pengunjuk bisa lebih mengapresiasi dan lebih dekat bagaimana dahsatnya letusan Gunung Merapi. Ruangan museum terdiri dari tiga bangunan, yakni dua rumah warga dan satu kandangan sapi.

     

    Di dinding-dinding rumah tertulis kata-kata tentang tentang letusan Gunung Merapi. Di antaranya, “Merapi tak Pernah Ingkar Janji.” Atau ada juga “Bukti Jam Erupsi Merapi, 5 Nopember 2010.”

     

    Ada juga pesan gunung Merapi, yang ditulis pada prasasti puing dinding rumah. Pesan gunung merapi itu berbunyi, “Aku ora ngalahan. Tur yo orang pengen dikalahke. Nanging mesti tekan janjine. Mung nyuwun pangapuro nek ono seng ketabrak, keseret, kente, kebanjiran, lan klelep. Mergo ngalang-ngalangi dalan neng seng bakal tak lewati.”

     

    Image may contain: 3 people, people smiling, outdoor, text that says 'Museum Mini SISA HARTAKU'

     

    Setelah dari Museum Sisa Hartaku, perjalanan dilanjut ke rumah Mbah Marijan di Kinahrejo. Lokasi ini berada 4 kilometer dari puncak Gunung Merapi. Perkampungan Kinah rejo merupakan desa yang tersapu habis oleh lahar Gunung Merapi. Namun, di rumah Mbah Marijan dibangunkan kembali Museum Mbah Marijan, lengkap dengan masjid dan fasilitas pendukungnya.

     

    Dari posisi ini gunung Merapi terlihat jelas. Udara saat itu pun begitu cerah dan belahan gunung akibat luapan lahar dari dalam kawah terlihat jelas. Material pasir dan bebatuan sangat jelas berpegangan pada dinding puncak, menolak grativikasi.

     

    Edisi adventure Gunung Merapi akhiri dengan petualangan mobil jeep di Kali Kuning. Ini semacam ekstra dari petualangan karena bermain di area sungai yang penuh dengan batu dan air. Bermain air di atas mobil Willys, cipratan air yang membasahi peserta, membuat suasana menjadi lain. Seperti karakter air, saat menjadi arena permainan dan membasahi menjadi pengalaman yang menyenangkan.

     

    Tapi beruntungnya, kendaraan yang saya tumpangi kaca depannya terpasang. Sebagian mobil lain malah dibiarkan dibuka sehingga semburan air membuat basah dresscode kami. Tak masalah memang, karena sebelumnya sudah diumumkan untuk membawa baju salin karena ada permainan yang membuat kotor dan basah. (*)

     

     

     

     

    Oleh: ude gunadi / ude

    0 Komentar

    Tinggalkan Komentar


    Cancel reply

    0 Komentar


    Tidak ada komentar

    Berita Lainnya


    Gilang Dirga Rilis Lagu Baru Tentang Lembang
    Pelataran Bandung Suguhkan Fasilitas Istimewa
    Paket Unlimited Smartfren, Harga Mulai Rp9 Ribuan
    Superadventure Prima 4x4 Challenge Tampil Memukau
    Manjakan Penikmat The Papandayan Jazz Fest 2024

    Editorial