free hit counter code Gubernur Jabar Dorong Percepatan Pembangunan Akses Penghubung Kereta Cepat Jakarta-Bandung - JuaraNews Inspirasi Semangat Muda web stats service from statcounter

Hot News


Opini


  • RPJPD JABAR 2025-2045
    RPJPD JABAR 2025-2045

    RENCANA Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) merupakan dokumen perencanaan pembangunan jangka panjang.

    Gubernur Jabar Dorong Percepatan Pembangunan Akses Penghubung Kereta Cepat Jakarta-Bandung
    (net) Sebagian Infrastruktur Kereta Cepat sudah dibangun

    Gubernur Jabar Dorong Percepatan Pembangunan Akses Penghubung Kereta Cepat Jakarta-Bandung

    • Kamis, 15 Oktober 2020 | 22:52:00 WIB
    • 0 Komentar

    JuaraNews, Bandung - Proyek kereta cepat Jakarta-Bandung menjadi salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) di Jabar. Nantinya, terdapat 4 stasiun pemberhentian dalam rute tersebut, yakni Stasiun Halim, Karawang, Walini, hingga Stasiun Tegalluar di Kabupaten Bandung.

     

    Terkait proyek kereta cepat Jakarta-Bandung, Gubernur Jabar Ridwan Kamil berharap, moda transportasi penghubung antara Stasiun Tegalluar ke pusat Kota Bandung dapat segera diputuskan oleh Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dan PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC).

     

    Hingga kini, dia menilai rencana pembangunan jalur Light Rail Transit (LRT) dengan double track sebagai penghubung menuju stasiun di Kota Bandung belum memiliki kepastian.

     

    "Satu hal yang masih belum diputuskan secara jelas (dalam proyek kereta cepat Jakarta-Bandung) adalah penghubung dari stasiun terakhir di Tegalluar menuju Kota Bandung. Apakah LRT, harus segera diputuskan. Saya lihat dari Kemenhub dan KCIC belum fix memutuskan," kata Emil saat menjadi narasumber web seminar KCIC ‘Future Now Urbanities Lifestyle, Lebih Cepat Lebih Dekat’ melalui konferensi video dari Gedung Pakuan, Jalan Otto Iskandardinata No 1 Kota Bandung, Kamis (15/10/2020).

     

    Selain itu, Emil tak ingin moda transportasi penghubung terlambat dibangun. Adapun realisasi pengerjaan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung ditargetkan mencapai 70 persen pada akhir 2020.

     

    Meski begitu, Emil menegaskan bahwa Pemprov Jabar akan mendukung keputusan pemilihan moda transportasi terintegrasi yang akan dibangun selama memudahkan dan memberikan manfaat bagi masyarakat.

     

    "Kami dukung keputusan pemilihan moda transportasinya dan kami doakan lancar. Apa pun itu (transportasi penghubungnya), waktu sudah mendesak dan saya mengajak mari segera putuskan pilihan yang paling rasional," ujar Emil.

     

    Dalam seminar secara virtual itu, Emil juga menjelaskan bahwa pembangunan jalur kereta cepat Jakarta-Bandung sepanjang 142,3 km itu turut mendukung lahirnya 3 pusat pertumbuhan ekonomi baru di Jabar.

     

    Yakni Transit Oriented Development (TOD) alias pengembangan yang mengintegrasikan desain ruang kota untuk menyatukan orang, kegiatan, bangunan, dan ruang publik dengan konektivitas yang mudah di Karawang, Walini, dan Tegalluar.

     

    "Dengan kereta cepat, 3 pusat pertumbuhan baru akan lahir. Jadi jalur transportasi ini jangan dilihat hanya dari mewadahi kebutuhan volume pergerakan mobilitas eksisting, tapi juga jadi alasan melahirkan gagasan kota baru," tutur Emil.

     

    Ke depannya, menurut Emil, masyarakat akan memiliki pilihan tempat tinggal selain di kawasan metropolitan Jabodetabek atau Bandung Raya. TOD di area pusat kota baru Tegalluar, Walini, atau Karawang pun menjadi pilihan di karena di masa depan efektivitas bukan lagi mengenai jarak tetapi waktu.

     

    "Kalau ditanya berapa jauh Jakarta-Bandung? Jawaban konvensional biasanya 130 kilometer, tetapi di masa depan jawabannya adalah 36 menit. Jadi waktu akan menjadi kata kunci baru dalam mempersepsikan sebuah jarak (di masa depan)," tandas Emil.

     

    Sementara itu, Direktur Prasarana Perkeretaapian Dirjen Perkeretaapian Kemenhub Heru Wisnu Wibowo berujar, moda transportasi penghubung Stasiun Tegalluar ke pusat Kota Bandung akan diputuskan bulan depan. "Banyak alternatif, saya harap di bulan depan sudah diputuskan," ujar Heru.

     

    Dia mengatakan, Kemenhub pun terus berkoordinasi dengan PT KCIC terkait penentuan lokasi yang paling efektif. Namun, pihaknya memastikan, pola pembangunan tersebut menggunakan sistem Business to Business (B2B) bukan kerja sama pemerintah dan badan usaha.

     

    "Kita terus koordinasi dengan KCIC terkait dengan lokasi fasilitas integrasi yang paling efektif," kata Wisnu.

     

    "Untuk fasilitas integrasinya ini nanti akan disiapkan oleh investor bukan pemerintah, karena kereta cepat ini investasi swasta," ucapnya. (*)

    Oleh: JuaraNews / jar

    0 Komentar

    Tinggalkan Komentar


    Cancel reply

    0 Komentar


    Tidak ada komentar

    Berita Lainnya


    Ketua RW Laporkan Dugaan Money Politik ke Bawaslu
    Saeful Bachri:Anak Adalah Amanah, Perlu Dilindungi
    Stok Pangan di Kota Bandung Jelang Nataru Aman
    Tanggapan KPU Jabar soal 49 Surat Suara Hilang
    Rencana Ngantor di 5 Wilayah,Ini Kata Dedi Mulyadi

    Editorial


      Info Kota


        Inspirasi