free hit counter code Kredit Macet Lebih Rendah Dibanding Nasional, Ridwan Kamil Klaim Ekonomi Jabar Membaik - JuaraNews Inspirasi Semangat Muda web stats service from statcounter

Hot News


Opini


  • RPJPD JABAR 2025-2045
    RPJPD JABAR 2025-2045

    RENCANA Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) merupakan dokumen perencanaan pembangunan jangka panjang.

    Kredit Macet Lebih Rendah Dibanding Nasional, Ridwan Kamil Klaim Ekonomi Jabar Membaik
    (net) ilustrasi

    Kredit Macet Lebih Rendah Dibanding Nasional, Ridwan Kamil Klaim Ekonomi Jabar Membaik

    • Senin, 26 Oktober 2020 | 23:05:00 WIB
    • 0 Komentar

    JuaraNews, Bandung - Gubernur Jabar Ridwan Kamil yang juga Ketua Komite Kebijakan Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Daerah Provinsi Jabar mengatakan, akses perbankan warga Jabar kini sangat baik.

     

    Hal tersebut merujuk pada jumlah kredit yang mencapai 1,55 persen, berada di atas angka nasional 1,04 persen, serta Non Performing Loan (NPL) atau kredit macet di angka 3,17 persen, lebih rendah dari angka nasional 3,22 persen.

     

    "Secara umum, ekonomi membaik, kredit yang disalurkan perbankan banyak, yang gagal bayar sedikit," ucap Emil dalam konferensi pers seusai memimpin rapat mingguan Komite Kebijakan Jabar di Gedung Sate, Jalan Diponegoro Kota Bandung, Senin (26/10/2020).

     

    "Serta kapasitas produksi dan SDM (tenaga kerja) yang bekerja sudah di 60,1 persen. Dulu normal 100 persen, setelah sempat drop, sekarang naik lagi. Mudah-mudahan hingga akhir Desember (2020), angka 60 persen itu terus naik menuju 100 persen. Kalau sudah 100 persen, artinya ekonomi kita sudah bergerak seperti sebelumnya," papar Emil.

     

    Karena itu, Emil pun mengimbau kelas menengah-atas untuk rajin berbelanja, terutama di Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). "Ini tidak bermaksud pemborosan, tapi ini adalah menolong UMKM yang hampir mati dan yang mau PHK agar tidak terjadi krisis ekonomi berkepanjangan," ujar Emil.

     

    Penanganan Kesehatan juga Membaik
    Selain menjelaskan kondisi terkini pemulihan ekonomi di Jabar dalam masa pandemi Covid-19, Emil melaporkan, hanya terdapat satu Zona Merah (Risiko Tinggi) di Jabar dari data periode 19-25 Oktober 2020, yaitu Kota Depok.

     

    "Zona Merah Jabar dari 2 (daerah) di minggu lalu, yaitu Kabupaten Bekasi dan Kota Cirebon, sekarang tinggal satu yaitu Kota Depok karena pergerakan klaster rumah dan perkantoran masih meningkat," ucap Emil.

     

    Selain itu, perkembangan baik lainnya adalah angka Reproduksi Efektif (Rt) di Jabar berada di bawah satu persen dari rata-rata periode 11-24 Oktober.

     

    "Kabar yang membaik yaitu datang dari sisi epidemiologi, di mana angka reproduksi Covid-19 di Jabar di angka 0.98 setelah sebelumnya lebih dari angka satu," kata Emil.

     

    Tingkat keterisian tempat tidur ruang isolasi rumah sakit rujukan Covid-19 di Jabar pun menurun. Dari 57,71 persen per 18 Oktober 2020 menjadi 56,78 persen per 25 Oktober 2020. "Jumlah tes PCR kita juga sudah lewat dari satu persen jumlah penduduk sesuai standar WHO," tambah Emil.

     

    Berdasarkan data Pusat Informasi dan Koordinasi Covid-19 Jabar (Pikobar), tes metode Polymerase Chain Reaction (PCR) di Jabar per Senin (26/10/2020) pukul 16:00 WIB adalah 533.440 atau lebih dari satu persen populasi Jabar yang hampir 50 juta jiwa.

     

    Dalam konferensi pers tersebut, Emil juga mengatakan bahwa pihaknya telah melakukan penilaian kepada 27 kabupaten/kota se-Jabar dengan 6 Key Performance Indicators (KPI). Enam indikator tersebut yakni test, trace, treatment, prevention, governance, dan results.

     

    "Ada 6 indikator, rapor akan dikirimkan kepada daerah-daerah karena berbeda-beda hasilnya," ucap Emil.

     

    Terkait rencana vaksinasi bagi warga Jabar, Emil menjelaskan, dari simulasi pemberian vaksin di Kota Depok pada Kamis (22/10/2020) lalu, pihaknya menemukan bahwa persiapan sudah maksimal dengan potensi kekurangan dari segi storage (kulkas/alat pendingin) dan tenaga kesehatan.

     

    "Kapan penyuntikan (vaksin), belum bisa dikonfirmasi tergantung pemerintah pusat sebagai pihak yang berwenang membeli vaksin di tahap pertama ini," kata Emil. (*)

    jar

    0 Komentar

    Tinggalkan Komentar


    Cancel reply

    0 Komentar


    Tidak ada komentar

    Berita Lainnya


    Sustainability Bond bank bjb Banjir Peminat
    Bank bjb Perkuat Sinergitas dengan TNI AL
    PLN Galang Kolaborasi Wujudkan Transisi Energi
    Italia Tawarkan Mesin saat Tekstil sedang Lesu
    SBN Ritel  ST013 dengan Imbal Hasil Hingga 6.50%

    Editorial



      sponsored links