free hit counter code Drone Arash-2, Dirancang Iran Khusus Untuk Hancurkan Israel - JuaraNews Inspirasi Semangat Muda web stats service from statcounter

Hot News


Jabar Juara


Opini


  • RPJPD JABAR 2025-2045
    RPJPD JABAR 2025-2045

    RENCANA Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) merupakan dokumen perencanaan pembangunan jangka panjang.

    Drone Arash-2, Dirancang Iran Khusus Untuk Hancurkan Israel
    (Foto: iNews) Drone buatan Iran yang dipajang di suatu lokasi yang tidak diketahui.

    Drone Arash-2, Dirancang Iran Khusus Untuk Hancurkan Israel

    • Selasa, 13 September 2022 | 14:38:00 WIB
    • 0 Komentar

    TEHERAN, Juaranews – Iran merupakan salah satu negara yang paling keras dan lantang melawan Israel. Ketika terjadi serangan ke jalur Gaza yang dilakukan Saat Israel pada Agustus lalu, Teheran mengancam, Israel akan membayar harga yang sangat mahal atas serangannya itu.

    Iran telah membuat sebuah pesawat tak berawak alias drone yang diberi nama Arash-2. Drone itu dirancang khusus untuk menyasar kota-kota di Israel.

    “Kami telah merancang drone ini secara khusus untuk (menargetkan kota) Haifa dan Tel Aviv. Ini adalah drone unik yang dikembangkan untuk tugas ini,” kata Kepala Staf Angkatan Darat Iran, Brigjen Kiomars Heidari, sebagaimana dikutip iNews dari rilis media milik pemerintah Iran, Selasa (13/9/2022).

    Selain itu, Heidari pun menambahkan bahwa kemampuan drone buatan Iran itu akan terungkap dalam latihan yang akan datang, sebagaimana dikutip Reuters.

    Permusuhan antara Iran dan Israel semakin sengit dalam beberapa waktu belakangan. Para komandan militer Iran pun telah berulang kali mengancam akan menyerang Kota Tel Aviv dan Haifa.

    Upaya untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir 2015 antara Iran dan para kekuatan dunia (AS, Inggris, Prancis, China Rusia, dan Jerman plus Uni Eropa) belum berhasil sejak negosiasi dimulai di Wina pada April 2021. Israel sendiri menentang negosiasi itu.

    Kesepakatan tersebut ditandatangani 2015, dan secara resmi dikenal sebagai Rencana Aksi Komprehensif Gabungan, yang menawarkan keringanan sanksi kepada Iran sebagai imbalan atas pembatasan program nuklirnya.

    Israel menilai kesepakatan itu terlalu memberikan anging untuk Teheran dan menentang upaya AS dan Uni Eropa untuk memulihkannya.

    Pada Sabtu (10/9/2022) lalu, Inggris, Prancis, dan Jerman menyatakan keraguan mereka akan niat Iran untuk menghidupkan kembali perjanjian tersebut. Teheran lantas bereaksi dengan mengatakan bahwa pernyataan tiga negara Eropa itu tidak konstruktif.

    Di masa pemerintahan mantan Presiden AS Donald Trump, Washington DC menarik diri dari kesepakatan nuklir Iran itu pada 2018. Senada dengan Israel, Trump berdalih, perjanjian itu terlalu lunak terhadap Iran. Sejak itu, Amerika Serikat menerapkan kembali sanksi besar-besaran terhadap Teheran. Iran berkeras bahwa program nuklirnya hanya untuk tujuan damai.

    Aep

    0 Komentar

    Tinggalkan Komentar


    Cancel reply

    0 Komentar


    Tidak ada komentar

    Berita Lainnya


    6 Petugas TPS Meninggal di Pilkada Serentak Jabar
    2 Faktor Ini Kunci Dedi-Erwan Unggul di Pilgub
    Kesbangpol Belum Terima Aduan Adanya Kisruh
    Partai Buruh Buktikan Raih Suara Paslon Pilkada
    Pasangan Ridho Sebut Kemenangan tak Bisa Dibegal

    Editorial



      sponsored links