Kirmir TPU Cikutra Jebol, 18 Makam Dipindahkan
- 28 November 2024 | 17:57:00 WIB
Disciptabintar Kota Bandung telah mengevakuasi 2 Jenazah dan 18 Makam di TPU TPU Cikutra ketempat yang lebih aman.
Disciptabintar Kota Bandung telah mengevakuasi 2 Jenazah dan 18 Makam di TPU TPU Cikutra ketempat yang lebih aman.
JABAR meraih penghargaan Wahana Tata Nugraha (WTN) Wiratama 2024 sebagai pemda provinsi terbaik dalam partisipasi pengelolaan sistem transportasi publik.
RENCANA Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) merupakan dokumen perencanaan pembangunan jangka panjang.
JuaraNews, Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan dari hasil monitoring dan survei gempa Cianjur. Kerusakan bangunan akibat guncangan gempa dengan magnitude 5,6 itu salah satunya disebabkan banyaknya rumah yang dibangun dengan struktur tidak aman.
Akibat guncangan gempa itu, hingga 2 Desember tercatat 29.985 rumah warga mengalami kerusakan. Dari jumlah sebanyak itu, 6.754 rumah rusak berat, 8.978 rumah rusak sedang, dan 14.253 rumah rusak ringan. Selain itu, tercatat juga sejumlah infrastruktur pun mengalami hal yang sama, di mana 520 bangunan sekolah, 264 tempat ibadah, 14 fasilitas kesehatan, dan 14 gedung perkantoran.
“Kami perlu menekankan faktor penyebab kerusakan akibat gempa. Ini sangat penting dalam proses pembangunan atau rekonstruksi kembali untuk wilayah yang dapat dibangun kembali,” tutur Ketua BMKG Dwikorita Karnawati saat konferensi pers virtual, Jumat (02/11/2022).
Kerusakan itu menurut Dwikorita disebabkan oleh beberapa faktor. Gempa yang sangat merusak itu disebabkan oleh faktor kedalaman pusat gempa yang sangat dangkan, yaitu 11 km. Bahkan beberapa gempa susulan menunjukan kedalaman yang lebih dangkal, 5 km.
Faktor kedua, lokasi pemukiman berada pada tanah lunak atau lepas. Hal ini mengakibatkan amplifiksi tanah.
“Amplifikasi artinya apabila gelombang gempa merambat pada tanah tersebut akan mengalami penguatan,” jelasnya.
Adapun faktor ketiga yang menyebabkan kerusakan parah adalah pengaruh topografi.
“Kebanyakan bangunan yang mengalami kerusakan itu berada pada tepi lereng atau tebing lembah. Jadi ada pengaruh topografi yang mengakibatkan peningkatan intensitas guncangan dan kerusakan,” paparnya.
Sedangkan faktor keempat, adalah akibat struktur bangunan atau konstruksi yang yang tidak memenuhi standar aman gempa.
“Banyak rumah-rumah yang tidak aman gempa, rumah tembok tanpa besi,” ungkap Dwi.
Walaupun ada yang menggunakan struktur besi, Dwikorita mengungkapkan struktur kolom yang lemah juga menjadi penyebab banyaknya rumah-rumah masyarakat ataupun bangunan infrastruktur mengalami kerusakan parah.
“Kemudian, bagaimana pengaruh efek tanah lunak mengakibatkan rumah itu, apa… jumpalitan ya, saling terserak. Itu terangkat,” katanya.
Kalaupun ada yang memiliki strukur kolom dan balok yang kuat, lanjut Dwi, tapi dindingnya lemah.
“Kolomnya kuat tapi dindingnya lemah, ya sama saja,” jelas Dwikorita.
Mengenai topografi, Dwikorita mengatakan kemiringan lereng juga mempengaruhi parahnya kerusakan bangunan sehingga ketika tanah bergerak turun menimbulkan juga rekahan-rekahan.
“Juga akibat rumah itu ikut longsor bersama longsoran juga terjadi. Ada juga kerusakan akibat kena runtuhan batuan. Nah, ini umumnya pada lereng-lereng atau pada kondisi topografi miring,” ujarnya.
Semua itu, terang Dwi, merupakan faktor penyebab kenapa kerusakannya begitu dahsyat.
“Meskipun dari hasil survei kondisi tanahnya secara umum sebagian besar merupakan tanah sedang hingga keras, namun ada yang secara spot-spot terisolasi. Itu kluster-kluster tanah lunak, pada klaster itulah terjadi kerusakan yang parah,” pungkasnya.(*)
Aep
0 KomentarSEBANYAK 6 petugas TPS di Jawa Barat meninggal dunia saat bertugas pada pemungutan suara pilkada serentak 2024, Rabu Selengkapnya..
PENGAMAT memaparkan kunci kemenangan paslon nomor 4, Dedi Mulyadi - Erwan Setiawan di Pilgub Jabar berdasarkan quick Selengkapnya..
BAKESBANGPOL Jawa Barat belum mendapatkan laporan adanya kisruh terkait jalannya pemungutan suara pilkada serentak Selengkapnya..
PARTAI Buruh sebagai partai baru pada Pemilu Pilkada 2024 membuktikan politik dilapangan dalam meraih suara Paslon Selengkapnya..
JUBIR pasangan Ridho, Ahmad Faisyal menekankan pentingnya seluruh elemen pendukung untuk menjaga dan mengawal suara TPS hingga proses rekapitulasi Selengkapnya..
MAJU kena mundur kena. Peribahasa itu tepat menggambarkan kondisi saat ini, terkait penanggulangan Covid-19.
JUBIR pasangan Ridho, Ahmad Faisyal menekankan pentingnya seluruh elemen pendukung untuk menjaga dan mengawal suara TPS hingga proses rekapitulasi resmi.
KETUA DPP PSI Furqan AMC mengapresiasi sekaligus mendukung Wapres yang meminta Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah untuk menghapus sistem zonasi dalam PPDB