JuaraNews,Bandung - Kota Saranjana secara nyata diyakini berada di wilayah Kabupaten Kotabaru Kalimantan Selatan namun kota saranjana tidak dapat ditemukan didalam peta saat ini, masyarakat setempat mempercayai kota tersebut benar-benar ada di sebuah pulau yang bernama “Pulau Laut” dimana ibu kota Kabupaten Kotabaru berada.

Jika hendak mencari di peta modern Indonesia Pulau Laut tersebut nyaris tidak terlihat lantaran ukurannya yang terlampau kecil di tempat tersebut sangat cantik dan indah namun sayang tak berpenghuni.

Kota Saranjana diyakini terletak di bagian selatan Pulau tepatnya di desa oka-oka  Kecamatan Pulau Laut Kotabaru Kalimantan Selatan, namun kota Saranjana ditutupi tabir sehingga tidak semua orang bisa melihatnya hanya sebagian orang yang memiliki ilmu metafisika bisa melihat kota ini dengan mata telanjang, dan beberapa orang tertentu yang diundang atau dibawa masuk.

Kota Saranjana digambarkan sebagai peradaban yang maju dan modern dengan deretan gedung-gedung pencakar langit seperti Dubai, bersih dan megah jalanan yang besar, serta mobil yang berlalu-lalang gedung-gedung nya dilapisi emas dan marmer serta perumahan mewah dengan pagar rumah yang tinggi mengkilat, teknologi mereka canggih jauh diatas teknologi manusia saat ini.

Kota ini memiliki sistem pemerintahan sendiri yaitu kerajaan, mayoritas warga saranjana beragama muslim yang taat kepada Allah SWT, penduduk kota ini sangat ramah dan menggunakan bahasa Banjar sebagai bahasa percakapan sehari-hari, mereka sangat cerdas berbudi pekerti yang luhur bergotong-royong saling membantu satu sama lain hidup damai sejahtera dan makmur, mereka sama seperti bangsa kita sekolah bekerja serta beraktivitas.

Kisah lain yang beredar adalah buah-buahan yang tumbuh di Saranjana berukuran besar dari yang ada di alam manusia, jenis buah-buahan sama namun ukurannya raksasa hanya saja jika dibawa ke alam manusia ukurannya menjadi normal, dan konon katanya satu hari di sana seakan 100 tahun di alam kita makanya yang masuk ke Saranjana banyak yang tidak kembali.

Ciri-ciri fisik mereka menyerupai manusia hanya saja mereka memiliki fisik yang lebih besar serta paras menawan ketimbang manusia pada umumnya. Penampilan kaum adam di kota Saranjana tampan gagah seperti layaknya para bangsawan atau keluarga Kerajaan dengan rata-rata memiliki rambut sepunggung adapula yang pendek tergantung jabatan atau kekuasaan, dan untuk kaum hawanya memiliki paras yang cantik dan anggun.

Yang membedakan dari kita orang saranjana tidak memiliki dua garis antara bibir dan hidung mereka terkenal dengan sebutan orang Halimun, ciri fisik yang lain adalah mereka memiliki kuping panjang dan lancip seperti bangsa Elf. Elf adalah makhluk mitologi kuno yang sering muncul dalam film fantasi atau dongeng.

Meski di peta modern kota Saranjana tidak ditemukan keberadaannya namun di peta kuno terdapat lokasi kota Saranjana dengan tulisan wilayah Tanjung Saranjana. Pada tahun 1845 seorang naturalis keturunan Jerman Solomon Muller mencantumkan kota saranjana di dalam peta buatannya dengan judul “Kaart van de Kust-en Binnenlanden van Banjarmasing behoorende tot de Rieze in het zuidelijke gedelte van Borneo” yang artinya peta wilayah pesisir dan pedalaman Borneo. Borneo adalah kata lain dari Kalimantan.

Tanjung Saranjana ini terletak di sebelah selatan Pulau Laut berbatasan dengan wilayah pulau kerumputan dan pulau Kijang, keberadaan Saranjana yang diyakini memang ada di Indonesia selanjutnya dibuktikan dengan sebuah kata Saranjana pada kamus Belanda.(*)

Rdsp