free hit counter code Ekonomi Jabar Diprediksi Bangkit pada Triwulan III 2020 - JuaraNews Inspirasi Semangat Muda web stats service from statcounter

Hot News


Opini


  • RPJPD JABAR 2025-2045
    RPJPD JABAR 2025-2045

    RENCANA Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) merupakan dokumen perencanaan pembangunan jangka panjang.

    Ekonomi Jabar Diprediksi Bangkit pada Triwulan III 2020
    (net) ilustrasi

    Ekonomi Jabar Diprediksi Bangkit pada Triwulan III 2020

    • Senin, 7 September 2020 | 21:26:00 WIB
    • 0 Komentar

    JuaraNews, Bandung – Perekonomian Jabar pada Triwulan III-2020 diperkirakan akan membaik meski belum akan pulih. Prediksi ini diambil setelah beberapa indikator ekonomi mengalami pertumbuhan setelah sebelumnya mengalami kontraksi.

     

    Meski demikian, percepatan pemulihan ekonomi akan sangat tergantung pada keseriusan pemerintah dan masyarakat dalam menghadapi Covid-19.

     

    Demikian kesimpulan seminar daring bertajuk ‘Peluang dan Tantangan Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Jawa Barat Triwulan III dan IV tahun 2020’ yang diselenggarakan Satgas Pemulihan Ekonomi Jabar, Jumat (4/9/2020).

     

    Pembicara dalam webinar tersebut adalah Kepala Group Advisory dan Pengembangan Ekonomi Bank Indonesia (BI) Perwakilan Jabar Pribadi Santoso, Kepala Bidang Statistik Distribusi BPS Jabar Dudung Supriyadi, serta pengamat ekonomi dari Fakultas Ekonomi Universitas Padjadjaran Yayan Satyakti.

     

    Webinar dibuka Wakil Ketua Satgas Pemulihan Ekonomi Jabar Jajat Priatna Purwita dan dipandu Ketua Pokja Kebijakan Ekonomi dan Jasa Keuangan Satgas Acuviarta Kartabi.

     

    Pribadi Santoso mengungkapkan, beberapa indikator ekonomi Jabar telah mengalami peningkatan. Sperti indeks keyakinan konsumen, penjualan ritel, tingkat hunian hotel, penerimaan pajak, mobilitas penduduk serta ekspor luar negeri.

     

    “Ini mungkin saja sebagai dampak dilonggarkannya pembatasan sosial berskala besar (PSBB) beberapa waktu lalu. Kita optimistis pada Triwulan ketiga dan keempat akan ada pertumbuhan ekonomi yang lebih berarti,” ujar Pribadi.

     

    Dia menjelaskan, mobilisasi masyarakat yang meningkat diperkirakan dapat kembali mendorong konsumsi. Selain itu, pembukaan kembali objek wisata dengan syarat protokol kesehatan, juga mulai menunjukkan geliat konsumsi. Terbukti dengan okupansi kamar sebesar 27,20 persen pada awal Triwulan III 2020, dari semula 13,50 persen pada Triwulan II 2020.

     

    Selain itu, jumlah penumpang domestik di Bandara Husein Sastranegara Bandung juga mulai menunjukkan kenaikan. Pada Juli 2020 jumlah penumpang tercatat sebanyak 5.589 orang, meningkat dibanding Juni 2020 yang sebanyak 2.808 orang.

     

    “Kami perkirakan, jumlah penumpang akan terus mengalami kenaikan seiring dengan telah beroperasinya kembali maskapai penerbangan domestik. Inilah yang membuat kita optimistis pada triwulan ketiga dan keempat, perekonomian kita akan lebih baik,” ujar Pribadi.

     

    Untuk mempercepat pemulihan ekonomi Jabar, Pribadi menyarankan agar Pemprov Jabar dan pemerintah pusat mempercepat belanja pemerintah sehingga bisa memengaruhi pemulihan ekonomi. Salah satunya dengan mendorong proyek skala nasional dan proyek insfrastruktur strategis di Jabar seperti pembangunan pelabuhan Patimban dan Kereta Cepat Indonesia-China (KCIC).

     

    Selain itu, mendorong operasional sektor-sektor ekonomi dengan risiko rendah dan dampak besar, seperti pertanian melalui digital farming, farmasi dan kesehatan, informasi dan komunikasi, serta yang lainnya.

     

    “UMKM juga harus dipulihkan dengan cepat melalui digitalisasi, menjaga investasi tetap berdaya saing, termasuk mengoptimalkan potensi untuk menangkap relokasi investasi,” tuturnya.

     

    “Yang juga sangat penting adalah menjaga ekspektasi masyarakat terhadap pertumbuhan ekonomi yang akan datang, menjaga keyakinan investor untuk tetap berinvestasi di Jabar, serta mendorong kreativitas dan keterlibatan semua pihak dalam imlementasi adaptasi kebiasaan baru,” jelas Pribadi.

     

    Sementara itu, pengamat ekonomi Unpad Yayan Satyakti menilai, pemulihan dan penyehatan ekonomi sangat bergantung pada keseriusan pemerintah dalam menerapkan protokol kesehatan. Bila protokol kesehatan diabaikan, malah akan tumbuh klaster-klaster penyebaran baru yang justru menghambat pemulihan ekonomi. (*)

    Oleh: JuaraNews / jar

    0 Komentar

    Tinggalkan Komentar


    Cancel reply

    0 Komentar


    Tidak ada komentar

    Berita Lainnya


    Sustainability Bond bank bjb Banjir Peminat
    Bank bjb Perkuat Sinergitas dengan TNI AL
    PLN Galang Kolaborasi Wujudkan Transisi Energi
    Italia Tawarkan Mesin saat Tekstil sedang Lesu
    SBN Ritel  ST013 dengan Imbal Hasil Hingga 6.50%

    Editorial



      sponsored links